Flashpacker - Traveling yang gue banget!
Halaman 1 dari 1
Flashpacker - Traveling yang gue banget!
>
> Anda mungkin langsung bertanya : Apa itu Flashpacker? Yang pasti
> Flashpacker adalah kaum pelancong yang melakukan perjalanan secara
> Flashpacking. Lantas, apa bedanya Flashpacking dengan Backpacking? Apa
> pula arti Flash dalam istilah ini? Apa pula karakteristik atau
> preferensi seorang pelancong sehingga dia dianggap Flashpacker?
>
> Flashpacker adalah suatu paham baru dalam ranah jalan-jalan, yang baru
> dipopulerkan dalam beberapa tahun terakhir. Kalau Anda meng-google
> istilah ini, Anda bisa mendapatkan berbagai definisi yang beragam,
> tetapi pada intinya ada 2 aliran utama ataupun gabungan daripada
> keduanya. Yang pertama adalah Backpacker yang selalu membawa banyak
> tech gear (baca : peralatan elektronik) seperti handphone, kamera,
> laptop, mp3 player dsb ketika berpergian, sedangkan yang kedua adalah
> Backpacker yang memiliki anggaran lebih dalam berpergian.
>
> Hanya saja, baik itu seorang backpacker, peserta tour ataupun pejalan
> bisnis, hari gene siapa sih yang tidak membawa setidaknya 2 dari
> barang-barang berikut ketika pergi jalan-jalan : handphone, kamera,
> mp3 player dan laptop? Siapa sih yang tidak mau mengambil foto untuk
> kenang-kenangan ketika melancong? Siapa sih yang mau pergi
> "menghilang" dari radar keluarga dan teman-teman dengan tidak membawa
> handphone atau tanpa mengakses email sama sekali? Siapa sih yang tidak
> berpikir untuk mendengar sedikit musik selama dalam perjalanan untuk
> mengusir bosan? Tanpa kita sadari, dan juga harus diakui, peralatan
> elektronik pribadi seperti handphone, kamera, mp3 player bahkan laptop
> sudah tidak lagi merupakan sebuah kemewahan, tetapi lebih merupakan
> kebutuhan yang semakin penting sebagai wujud eksistensi di zaman
> modern ini, apalagi bagi orang yang memang secara ekonomi sanggup
> berpergian. Terus apabila Flashpacker didefinisikan sebagai Backpacker
> dengan peralatan elektronik berjubel, lantas apa bedanya dengan
> Backpacker pada umumnya? Lah wong Backpacker sekarang memang sudah
> seperti itu kok.
>
> Kalau bicara anggaran, bagaimana pula yang dikatakan memiliki anggaran
> lebih? Apakah hanya karena seorang backpacker yang mencintai privasi
> yang kemudian memilih untuk mengambil kamar sendiri daripada
> berdesak-desakan dengan 4 sampai 6 orang lainnya dalam 1 kamar lantas
> disebut memiliki anggaran lebih? Bisa jadi si backpacker memilih
> mengambil kamar sendiri karena memiliki gejala insomnia sehingga
> membutuhkan keheningan total untuk jatuh tertidur, atau karena
> menyadari dirinya selalu mengorok kalau sudah tertidur pulas sehingga
> tidak mau mengganggu teman seperjalanan lainnya, atau bahkan punya
> kebiasaan nyentrik untuk menyetel lagu rock sebelum tidur. Terlalu
> banyak alasan, tetapi tidak serta merta menunjukkan bahwa mereka
> memiliki anggaran lebih.
>
> Alih-alih menitiberatkan definisi pada tech gear dan anggaran,
> Wikipedia yang merupakan kiblat informasi sejuta umat mendefinisikan
> Flashpacking secara lebih mengena, yakni backpacking with flash, or
> style, atau perjalanan backpacking dengan gaya sendiri. Lantas,
> bagaimana lagi yang dinamakan backpacking dengan gaya sendiri?
> Jawabannya bisa beragam, tergantung preferensi dan gaya, tetapi
> intinya adalah pilihan.
>
> Flashpacker lebih tepat disebut kaum penggila jalan-jalan yang
> memposisikan diri di tengah 2 ekstrem, yakni Backpacker dan turis.
> Kaum Flashpacker lebih moderat dari Backpacker dalam hal pengontrolan
> anggaran karena lebih berorientasi kepada tujuan perjalanan atau
> pengalaman yang hendak dicari, sehingga anggaran bukanlah yang
> terpenting. Akan tetapi, Flashpacker tetap berbagi prinsip dan
> semangat yang sama dengan Backpacker untuk mengeksplorasi dan
> mendalami suatu destinasi dengan sebaik-baiknya tanpa harus terlena
> dalam kenyamanan ekstra ala turis tetapi terjebak dalam kekakuan
> jadwal yang serba mengikat.
>
> Satu karakteristik utama paling menonjol yang membuat kaum Flashpacker
> menyandang kata "Flash" (baca : gaya) adalah karena prinsip untuk
> selalu memilih apa yang mereka inginkan ketika berpergian, tanpa perlu
> harus terjebak ke dalam aturan, gengsi, status, paham, penampilan atau
> identitas kelompok, sehingga anggaran seringkali bukan suatu hal yang
> terlalu diambil pusing. Berpergian dengan full service airlines, LCC
> (Low Cost Carrier), ferry, cruise ship, kapal laut, kereta api, bus,
> mobil, sepeda motor bahkan sepeda atau jalan kaki, semuanya bisa
> dipertimbangkan kalau diperlukan apabila memang sesuai dengan tujuan
> berpergian, pengalaman yang hendak didapatkan, ataupun cuma hanya
> diinginkan secara spontan. Tinggal di hotel berbintang, hostel, losmen
> atau malah camping, semuanya sah-sah saja kalau memang itu yang
> diinginkan atau memberikan pengalaman yang hendak dicari. Singkatnya,
> berpergian ala gue. Atau, traveling yang gue banget.
>
> Seorang Flashpacker bisa merasa nyaman saja untuk tinggal di hostel
> murah seharga USD 10.- per malam yang dekat dengan Taj Mahal supaya
> subuh paginya bisa mengambil foto Taj Mahal dengan latar matahari
> terbit, kemudian siang harinya terbang dengan Singapore Airlines dari
> New Delhi menuju Bangkok dan menginap di Hotel Sheraton Bangkok untuk
> mendapatkan kenyamanan beristirahat yang lebih setelah stamina
> fisiknya terkuras habis akibat melewati medan perjalanan yang berat di
> India selama berhari-hari. Begitu sudah cukup beristirahat, ia bisa
> melanjutkan perjalanan ke Chiangmai lewat jalan darat dengan bus hanya
> untuk dapat menyaksikan secara dekat kehidupan wilayah pedesaan di
> Thailand. See? Semuanya adalah mengenai pilihan.
>
> Menurut definisi umum yang beredar, profil kaum Flashpacker
> dideskripsikan sebagai kaum pelancong independen yang memiliki
> pekerjaan tetap dengan tingkat penghasilan menengah keatas, sehingga
> mereka memiliki waktu libur yang singkat tetapi sebaliknya memiliki
> anggaran yang lebih longgar. Karena memiliki pekerjaan tetap yang
> sibuk, maka kebutuhan untuk berkomunikasi selama perjalanan menjadi
> teramat penting yang mana menjelaskan kebutuhan untuk selalu membawa
> tech gear berjubel ke mana pun mereka pergi.
>
> Bagi rata-rata Flashpacker, tujuan atau pengalaman yang didapat dari
> suatu perjalanan adalah segala-galanya, sekalipun itu berarti harus
> memilih pesawat terbang yang mahal untuk mempersingkat waktu, atau
> mungkin harus tinggal di hotel berbintang supaya kualitas istirahat
> lebih baik. Sekali lagi, selama semua pilihan tersebut sejalan dengan
> tujuan perjalanan.
>
> Bagi kaum Flashpacker, you are how you travel, jalan-jalan bukan hanya
> sekedar jalan-jalan, tetapi juga merupakan wujud ekspresi diri,
> seperti halnya penampilan, gaya berbusana, buku yang dibaca atau
> gadget yang dipakai.
>
> So, apakah Anda termasuk seorang Flashpacker? Jika iya, kami
> mengundang Anda untuk aktif bertukar pikiran dan berbagi pengalaman
> dengan sesama Flashpacker di Indonesia melalui :
> 1. Milis : http://groups. yahoo.com/ group/flashpacke rindonesia
> 2. Blog : http://flashpackeri ndonesia. wordpress. com
> 3. Facebook : http://www.facebook .com/group. php?gid=50436430 107
>
> Anda juga bisa turut berpartisipasi dalam memberikan sumbangsih kepada
> komunitas Flashpacker Indonesia dengan aktif mengirimkan artikel,
> foto, catatan perjalanan atau liputan acara baik ke milis, blog atau
> group Facebooknya Flashpacker Indonesia.
>
> Ingat juga untuk selalu berkunjung ke blog Flashpacker Indonesia untuk
> mendapatkan tips-tips berpergian, berpetualangan ataupun untuk
> mendapatkan informasi mengenai kegiatan atau acara kebersamaan yang
> diadakan.
>
> Happy Flashpacking!
> Anda mungkin langsung bertanya : Apa itu Flashpacker? Yang pasti
> Flashpacker adalah kaum pelancong yang melakukan perjalanan secara
> Flashpacking. Lantas, apa bedanya Flashpacking dengan Backpacking? Apa
> pula arti Flash dalam istilah ini? Apa pula karakteristik atau
> preferensi seorang pelancong sehingga dia dianggap Flashpacker?
>
> Flashpacker adalah suatu paham baru dalam ranah jalan-jalan, yang baru
> dipopulerkan dalam beberapa tahun terakhir. Kalau Anda meng-google
> istilah ini, Anda bisa mendapatkan berbagai definisi yang beragam,
> tetapi pada intinya ada 2 aliran utama ataupun gabungan daripada
> keduanya. Yang pertama adalah Backpacker yang selalu membawa banyak
> tech gear (baca : peralatan elektronik) seperti handphone, kamera,
> laptop, mp3 player dsb ketika berpergian, sedangkan yang kedua adalah
> Backpacker yang memiliki anggaran lebih dalam berpergian.
>
> Hanya saja, baik itu seorang backpacker, peserta tour ataupun pejalan
> bisnis, hari gene siapa sih yang tidak membawa setidaknya 2 dari
> barang-barang berikut ketika pergi jalan-jalan : handphone, kamera,
> mp3 player dan laptop? Siapa sih yang tidak mau mengambil foto untuk
> kenang-kenangan ketika melancong? Siapa sih yang mau pergi
> "menghilang" dari radar keluarga dan teman-teman dengan tidak membawa
> handphone atau tanpa mengakses email sama sekali? Siapa sih yang tidak
> berpikir untuk mendengar sedikit musik selama dalam perjalanan untuk
> mengusir bosan? Tanpa kita sadari, dan juga harus diakui, peralatan
> elektronik pribadi seperti handphone, kamera, mp3 player bahkan laptop
> sudah tidak lagi merupakan sebuah kemewahan, tetapi lebih merupakan
> kebutuhan yang semakin penting sebagai wujud eksistensi di zaman
> modern ini, apalagi bagi orang yang memang secara ekonomi sanggup
> berpergian. Terus apabila Flashpacker didefinisikan sebagai Backpacker
> dengan peralatan elektronik berjubel, lantas apa bedanya dengan
> Backpacker pada umumnya? Lah wong Backpacker sekarang memang sudah
> seperti itu kok.
>
> Kalau bicara anggaran, bagaimana pula yang dikatakan memiliki anggaran
> lebih? Apakah hanya karena seorang backpacker yang mencintai privasi
> yang kemudian memilih untuk mengambil kamar sendiri daripada
> berdesak-desakan dengan 4 sampai 6 orang lainnya dalam 1 kamar lantas
> disebut memiliki anggaran lebih? Bisa jadi si backpacker memilih
> mengambil kamar sendiri karena memiliki gejala insomnia sehingga
> membutuhkan keheningan total untuk jatuh tertidur, atau karena
> menyadari dirinya selalu mengorok kalau sudah tertidur pulas sehingga
> tidak mau mengganggu teman seperjalanan lainnya, atau bahkan punya
> kebiasaan nyentrik untuk menyetel lagu rock sebelum tidur. Terlalu
> banyak alasan, tetapi tidak serta merta menunjukkan bahwa mereka
> memiliki anggaran lebih.
>
> Alih-alih menitiberatkan definisi pada tech gear dan anggaran,
> Wikipedia yang merupakan kiblat informasi sejuta umat mendefinisikan
> Flashpacking secara lebih mengena, yakni backpacking with flash, or
> style, atau perjalanan backpacking dengan gaya sendiri. Lantas,
> bagaimana lagi yang dinamakan backpacking dengan gaya sendiri?
> Jawabannya bisa beragam, tergantung preferensi dan gaya, tetapi
> intinya adalah pilihan.
>
> Flashpacker lebih tepat disebut kaum penggila jalan-jalan yang
> memposisikan diri di tengah 2 ekstrem, yakni Backpacker dan turis.
> Kaum Flashpacker lebih moderat dari Backpacker dalam hal pengontrolan
> anggaran karena lebih berorientasi kepada tujuan perjalanan atau
> pengalaman yang hendak dicari, sehingga anggaran bukanlah yang
> terpenting. Akan tetapi, Flashpacker tetap berbagi prinsip dan
> semangat yang sama dengan Backpacker untuk mengeksplorasi dan
> mendalami suatu destinasi dengan sebaik-baiknya tanpa harus terlena
> dalam kenyamanan ekstra ala turis tetapi terjebak dalam kekakuan
> jadwal yang serba mengikat.
>
> Satu karakteristik utama paling menonjol yang membuat kaum Flashpacker
> menyandang kata "Flash" (baca : gaya) adalah karena prinsip untuk
> selalu memilih apa yang mereka inginkan ketika berpergian, tanpa perlu
> harus terjebak ke dalam aturan, gengsi, status, paham, penampilan atau
> identitas kelompok, sehingga anggaran seringkali bukan suatu hal yang
> terlalu diambil pusing. Berpergian dengan full service airlines, LCC
> (Low Cost Carrier), ferry, cruise ship, kapal laut, kereta api, bus,
> mobil, sepeda motor bahkan sepeda atau jalan kaki, semuanya bisa
> dipertimbangkan kalau diperlukan apabila memang sesuai dengan tujuan
> berpergian, pengalaman yang hendak didapatkan, ataupun cuma hanya
> diinginkan secara spontan. Tinggal di hotel berbintang, hostel, losmen
> atau malah camping, semuanya sah-sah saja kalau memang itu yang
> diinginkan atau memberikan pengalaman yang hendak dicari. Singkatnya,
> berpergian ala gue. Atau, traveling yang gue banget.
>
> Seorang Flashpacker bisa merasa nyaman saja untuk tinggal di hostel
> murah seharga USD 10.- per malam yang dekat dengan Taj Mahal supaya
> subuh paginya bisa mengambil foto Taj Mahal dengan latar matahari
> terbit, kemudian siang harinya terbang dengan Singapore Airlines dari
> New Delhi menuju Bangkok dan menginap di Hotel Sheraton Bangkok untuk
> mendapatkan kenyamanan beristirahat yang lebih setelah stamina
> fisiknya terkuras habis akibat melewati medan perjalanan yang berat di
> India selama berhari-hari. Begitu sudah cukup beristirahat, ia bisa
> melanjutkan perjalanan ke Chiangmai lewat jalan darat dengan bus hanya
> untuk dapat menyaksikan secara dekat kehidupan wilayah pedesaan di
> Thailand. See? Semuanya adalah mengenai pilihan.
>
> Menurut definisi umum yang beredar, profil kaum Flashpacker
> dideskripsikan sebagai kaum pelancong independen yang memiliki
> pekerjaan tetap dengan tingkat penghasilan menengah keatas, sehingga
> mereka memiliki waktu libur yang singkat tetapi sebaliknya memiliki
> anggaran yang lebih longgar. Karena memiliki pekerjaan tetap yang
> sibuk, maka kebutuhan untuk berkomunikasi selama perjalanan menjadi
> teramat penting yang mana menjelaskan kebutuhan untuk selalu membawa
> tech gear berjubel ke mana pun mereka pergi.
>
> Bagi rata-rata Flashpacker, tujuan atau pengalaman yang didapat dari
> suatu perjalanan adalah segala-galanya, sekalipun itu berarti harus
> memilih pesawat terbang yang mahal untuk mempersingkat waktu, atau
> mungkin harus tinggal di hotel berbintang supaya kualitas istirahat
> lebih baik. Sekali lagi, selama semua pilihan tersebut sejalan dengan
> tujuan perjalanan.
>
> Bagi kaum Flashpacker, you are how you travel, jalan-jalan bukan hanya
> sekedar jalan-jalan, tetapi juga merupakan wujud ekspresi diri,
> seperti halnya penampilan, gaya berbusana, buku yang dibaca atau
> gadget yang dipakai.
>
> So, apakah Anda termasuk seorang Flashpacker? Jika iya, kami
> mengundang Anda untuk aktif bertukar pikiran dan berbagi pengalaman
> dengan sesama Flashpacker di Indonesia melalui :
> 1. Milis : http://groups. yahoo.com/ group/flashpacke rindonesia
> 2. Blog : http://flashpackeri ndonesia. wordpress. com
> 3. Facebook : http://www.facebook .com/group. php?gid=50436430 107
>
> Anda juga bisa turut berpartisipasi dalam memberikan sumbangsih kepada
> komunitas Flashpacker Indonesia dengan aktif mengirimkan artikel,
> foto, catatan perjalanan atau liputan acara baik ke milis, blog atau
> group Facebooknya Flashpacker Indonesia.
>
> Ingat juga untuk selalu berkunjung ke blog Flashpacker Indonesia untuk
> mendapatkan tips-tips berpergian, berpetualangan ataupun untuk
> mendapatkan informasi mengenai kegiatan atau acara kebersamaan yang
> diadakan.
>
> Happy Flashpacking!
mafavwave- Jumlah posting : 10
Join date : 02.01.09
Age : 40
Lokasi : surabaya
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik